Sabtu, 14 Februari 2015

Audit EDP

A.    Definisi Audit EDP
Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronic Data Processing (EDP) adalah manipulasi dari data ke dalam bentuk yang lebih berarti berupa suatu informasi dengan menggunakan suatu alat elektronik, yaitu komputer.
B.     Jenis Audit EDP
Berdasarkan luasnya penggunaan computer dan data yang dihasilkannya Audit EDP diklasifikasikan menjadi 4 jenis, antara lain :
a.    Audit disekitar Komputer
Jenis audit ini dilakukan oleh auditor terhadap hardcopy yang dihasilkan computer. Sedangkan komputernya sendiri tidak disentuh.
Kelemahannya:
  • Umumnya data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
  • Tidak membuat auditor memahami sistem computer lebih baik
  • Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam system.
  • Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif
  • Kemampuan computer sebagai fasilitas penunjang audit mubazir
  • Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit.
b.    Audit dengan computer
Jenis audit ini ditinjau dari auditor yang menggunakan bantuan computer dalam melakukan audit. Karena itu, organisasi yang di audit mungkin belum menggunakan computer tetapi auditor dalam melakukan audit dibantu oleh computer, yaitu ketika menyusun kertas kerja pemeriksaan dan laporan hasil audit.
c.    Audit melalui computer
Jenis audit yang dilakukan terhadap organisasi yang telah menggunakan computer dalam memproses informasinya, baik secara sempit dan sederhana maupun secara luas dan canggih. 
d.   Teknik Audit Berbasis Komputer (Computer Assisted Audit Techniques CAAT)
Merupakan jenis audit yang dilakukan dengan bantuan software computer baik yang dibuat sendiri ataupun program paket yang disebut dengan GAS (General Auidt Software).
Manfaat GAS:
a.       memungkinkan auditor memiliki tingkat independensi yang tinggi
b.       mengurangi keperluan tingkat keahlian computer dan pelatihan
c.        dapat mengakses berbagai catatan klien tanpa program khusus
d.      memungkinkan auditor mengendalikan pelaksanaan program
e.       memanfaatkan kecepatan dan keakuratan computer
Kelemahannya :
a.       dirancang untuk kemudahan implementasi tapi mengabaikan efisiensi
b.      banyak GASP hanya berfungsi pada computer tertentu

C.    Bentuk dan Teknik Audit EDP
a.        Bentuk Audit EDP
EDP Audit sesuai dengan kebutuhannya dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu sebagai berikut:
a.       Sebagai bantuan terhadap tim audit dengan tujuan selain EDP Audit, seperti bantuan terhadap tim audit yang sedang mengaudit laporan keuangan dan bantuan terhadap tim audit investasi.
b.      Sebagai bentuk pemeriksaan kinerja atau tujuan tertentu lainnya, secara tersendiri pada bagian EDP.
c.       Sebagai bentuk pemeriksaan atas pusat jasa computer, yang bertujuan menjamin kecukupan pengendalian pada pusat jasa computer.

b.        Teknik Audit EDP
Teknik EDP Audit yang dilakukan untuk mengaudit organisasi yang telah menggunakan computer adalah:
a.       Teknik (Integrated Test Facility ITF), penggujian ini dilakukan dengan cara menumpangkan catatan fiktif pada proses normal perusahaan yang diberi tanda tertentu agar nantinya dapat dipisahkan dari data formal perusahaan, seperti memasukkan pegawai fiktif pada pemprosesan penggajian normal.
b.      Teknik Embedded Audit Routine (EAR), dilakukan dengan memasukkan program ke dalam program aplikasi yang dijalankan untuk mengambil data secara berkala.
c.       Teknik Extended Record, yang mirip dengan teknik embedded menuntut pengetahuan computer yang tinggi karena berkaitan dengan pemrograman.
d.      Teknik snapshot, memodifikasi program guna mengambil data yang menarik pada suatu untuk di riview dan di analisis.
e.       Teknik penelusuran, dilakukan melalui penelusuran perintah-perintah tertewntu yang dilaksanakan.
f.       Teknik review sistem dokumentasi, dilakukan dengan meriview dokumentasi kegiatan bagian komputer, termasuk dokumentasi sistem dan aplikasi yang telah dibuat dan berlaku untuk pemrosesan data.
g.      Teknik control flowcharting, menurut teknik ini auditor menguji keberadaan pengendalian pada suatu program dengan membuat bagan arus pengendalian atas program yang dianalisis.
D.    Standart Audit EDP
Standar Audit Sistem Informasi yang berlaku untuk para pemegang sertifikat CISA (Certified of Information System Auditors) adalah standar alternatif yang dapat dipakai, yang di SPAP sendiri telah ada standar yang mengatur pemeriksaan terhadap perusahaan yang telah secara luas menggunakan computer, tetapi belum mengatur standar pemeriksaan secara keseluruhan, Standar tersebut adalah:
a.       SA Seksi 314 mengenai penentuan resiko dan pengendalian internal-pertimbangan karakteristik sistem informasi computer.
b.      SA Seksi 327 mengenai teknik audit berbantuan computer.
c.       SA Seksi 335 mengenai auditing dalam lingkungan sistem informasi computer.
d.      SA Seksi 343 mengenai lingkungan syitem informasi komputer-komputer mikro berdiri sendiri.
e.       SA Seksi 344 mengenai lingkungan sistem informasi komputer-online komputer sistem.
f.       SA Seksi 345 mengenai lingkungan sistem informasi komputer-database sistem.

E.     Perbedaan Sistem Audit Manual dan Audit EDP
1.       Visibility
a.       Auditor tidak akan mampu melihat formulir transaksi yang diproses oleh komputer. Karena setiap terjadi transaksi dapat langsung dimasukkan ke komputer dan langsung diproses yang hasilnya otomatis mempengaruhi laporan keuangan.
b.      Auditor tidak dapat melihat bagaimana komputer memproses transaksi, melakukan perhitungan, pemindahbukuan dan lain-lain. Buktinya pun tidak dapat dilihat.
c.       Komputer dapat memproses suatu transaksi secara serentak untuk memenuhi beberapa tujuan. Misalnya, pencatatan produk yang sudah siap serentak dengan pencatatan persediaan harga pokok per unit dan lain-lain. Kita tidak memiliki bukti tentang proses yang dilaluinya.
2.       Saran dan fasilitas
Berbeda dengan sistem manual, sistem komputer yang besar memerlukan sistem ruang peralatan, perawatan dan fasilitas yang khusus pula.
3.        Personalia
Sistem komputer memerlukan perangkat keras, perangkat lunak dan pegawai yang ahli serta terlatih sesuai dengan bidangnya.
4.        Pemisahan tugas
Dalam sistem komputer, kegiatan mengumpulkan dan memproses data dipusatkan di bagian komputer. Karena itu, individu yang bersangkut paut dengan komputer mungkin diperlukan dalam sistem komputer untuk mencapai tujuan pengendalian yang biasanya dicapai melalui pemisahan fungsi di dalam sistem manual.
5.       Kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan
Menurunnya keterlibatan manusia dalam penanganan transaksi yang diproses oleh komputer dapat mengurangi kemungkinan untuk mengamati kesalahan dan kecurangan. Kesalahan atau kecurangan yang terjadi selama perancangan ataupun perubahaan program aplikasi dapat tetap terdeteksi untuk jangka waktu yang lama.
6.        Kemungkinan meningkatnya supervisi manajemen
Tersedia untuk tinjauan ulang manajemen dengan lebih tepat waktu jika informasi semacam itu dikomputerisasi. Berbagai aplikasi terprogram menyediakan statistik menyangkut operasi komputer yang dapat digunakan untuk memantau proses transaksi yang sesungguhnya.
7.       Pemrakarsa atau pelaksanaan transaksi dengan komputer
Otorisasi transaksi atau prosedur ini mungkin tidak didokumentasikan dengan cara yang sama dengan yang diprakarsai dalam sistem akuntansi manual dan otorisasi manajemen atas transaksi tersebut mungkin tersirat dalam persetujuan atas rancangan sistem komputer tersebut.
F.     Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi Audit EDP
Pada dasarnya, Audit Sistem Informasi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1.      Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi.
2.      Pengendalian Umum (General Control)
Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
PENGENDALIAN UMUM
Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
a)         Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b)         Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)          Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)         Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
a.      Macam Aplikasi
Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam perusahaan untuk kepentingan audit PDE:
§  Perangkat lunak berdiri sendiri
Terdapat pada organisasi yang belum menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi (software) MYOB pada fungsi akuntansi dan keuangan.
§  Perangkat lunak di server
Tedapat pada organisasi yang telah menerapkan SIA dan sistem ERP. Aplikasi terinstall pada server sehingga tipe struktur sistemnya memakai sistem client-server . Client hanya dipakai sebagai antar-muka (interface) untuk mengakses aplikasi padaserver.
b.      Macam Pengendalian Aplikasi
a.      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
b.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c.       Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
d.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e.       Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti:
a.          Anomaly penambahan
b.          Anomaly penghapusan
c.          Anomaly pemuktahiran/pembaruan
c.       Hubungan Pengendalian Umum dan Aplikasi
Hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.

G.    Risiko Audit
a.       Risiko inheren adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan kesalahan material yang dikandung oleh laporan keuangan yang diaudit
b.      Risiko pengendalian adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan kesalahan yang berasal dari ketidakmampuan sistem intern untuk menemukan, menghindakan kesalahan secara dini
c.       Risiko deteksi adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan auditor tidak menemukan kesalahan material sewaktu audit

Daftar Pustaka
http://devachibitha.blogspot.sg/2010/11/audit-pengolahan-data-elektronik.html